Minggu, 21 Februari 2010

Pentingnya ubiquitous computing dan sistem e-learning diterapkan dalam proses pembelajaran; tugas 2

Sekarang ini kita berada di era komputer pribadi dimana satu orang punya satu komputer. Beberapa pakar komputer percaya bahwa generasi komputer berikutnya akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan. Ubiquitous computing akan berupa dunia pasca-PC. Perangkat teknologi umum seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya akan terkoneksi dengan internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana di lingkungannya yang terkoneksi. Perangkat komputer baru yang kecil, portabel, mobile, dan murah, diperkirakan akan menggantikan komputer dekstop.
Ubiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual. Perangkat komputer yang baru ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid ketimbang komputer dekstop. Dan juga perangkat baru ini mudah dibawa kemana-mana.

Pengertian dan ciri-ciri e-learning
e-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). E-learning merupakan bentuk pelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, teknologi informasi dapat dipandang secara positif sebagai media yang menyediakan dan membantu interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam mengefisienkan dan mengefektifkan pembelajaran.

Ciri khas dari e-learning adalah :
1. Tidak tergantung pada waktu dan ruang.
2. Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.
3. Mampu menyediakan bahan ajar dan menyimpan instruksi pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
4. Tidak membutuhkan tempat yang luas seperti kelas belajar pada umumnya.

Kelebihan e-learning

1. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajaran akan lebih bermakna, mudah dipahami, mudah diingat, dan mudah untuk diungkapkan kembali.
2. Dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya ingat seseorang terhadap knowledge yang disampaikan.
3. Adanya kerjasama dalam komunitas on-line, sehingga memudahkan berlangsungnya proses transfer informasi dan komunikasi.
4. Menghemat atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar pengajar atau biaya akomodasi dan transportasi peserta didik ke tempat belajar.
5. Pembelajaran dengan dukungan teknologi internet membuat pusatperhatian dalam pembelajaran tertuju pada peserta didik.
6. Meningkatkan dan mempermudah interaksi pembelajaran kapan saja dan dimana saja.

Dari uraian-uraian diatas, bisa kita lihat bahwa teknologi di zaman sekarang sudah canggih. Tidak seperti dulu, orang belajar masih menggunakan papan tulis dan peralatan seadanya. Tetapi sekarang sudah berbeda. Sekarang pengajar mengajar tidak hanya menggunakan papan tulis tetapi juga dengan Laptop. Sehingga guru-guru bisa mengajar dengan tepat dan efisien. Dengan adanya ubiquitous computing ini, maka mau tidak mau manusia harus memakai komputer sesuai dengan keadaan zaman. Karena, ubiquitous computing akan memaksa komputer eksis di dunia manusia.
Jika ubiquitous dan e-learning dijalankan secara bersamaan, maka murid tidak akan lagi menngunakan komputer dekstop. Tetapi mereka akan membawa perangkat informasi yang bisa dibawa kemana-mana. Kemudian, dengan adanya e-learning inilah murid bisa langsung melakukan dan mengerjakan tugas mereka dengan cara mengakses lewat internet tanpa harus bertatap muka dengan guru atau pengajar.
Bisa dikatakan, ubiquitous dan e-learning ini sangat membantu kita dalam menjalankan program pembelajaran. Karena dengan adanya perangkat baru (ubiquitous computing), murid bisa lebih mudah membawa komputer kemana-mana. Dan juga e-learning, murid bisa lebih mandiri untuk menggali ilmu pengetahuan melalui internet dan media teknologi informasi lainnya.
Jadi, ubiquitous computing dan sistem e-learning sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar murid bisa lebih mudah dalam belajar.

Sumber Referensi:

* Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
* Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. 2008

Ditulis oleh : Risky Amelia (09-027)
hari/tanggal : senin / 22 februari 2010

0 komentar:

Posting Komentar